Pages

Sunday, April 18, 2010

Akibat Membahagiakan dan Menyakiti Orang Mukmin

Dalam teori DNA Kuantum disebutkan bahwa menebar kata-kata yang baik sama halnya menebarkan gelombang positif pada alam semesta yang akibatnya akan kembali pada diri kita; dan sebaliknya menebar kata-kata yang negatif. Termasuk ke dalam hal ini menebar senyum dan wajah yg kecut, sikap respontif dan sikap tak perduli, isyarat dan ucapan, prilaku dan tindakan terhadap sesama muslim dan mukmin. Semua itu terekam secara otomatis dalam DNA sebagai Database kehidupan manusia.

Tentang hal ini secara detail kita bisa membacanya dalam buku Rahasia DNA, Law of Attraction, Law of Resonance, dan buku2 lainnya. Lalu bagaimana pernyataan Rasulullah saw dan Ahlul baitnya (sa) tentang hal ini? Mari kita simak hadis-hadis berikut:

Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang membahagiakan seorang mukmin, ia telah membahagiakanku. Dan barangsiapa yang membahagiakanku ia membahagiakan Allah.” (Jami’us Sa’adat 2: 226).

Cobalah kita buat kesimpulan dalam hati kita tentang akibat membahagiakan Allah dan RasulNya!

Rasulullah saw juga bersabda:
“Sesungguhnya amal yang paling dicintai oleh Allah azza wa jalla adalah membahagiakan orang-orang mukmin.” (Jami’us Sa’adat 2: 226).

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Barangsiapa yang memberi pertolongan kepada saudaranya sesama mukmin dalam kondisi yang sangat haus dan menderita, kemudian meringankan beban penderitaannya dan membantu untuk memperoleh hajatnya, Allah swt mencatat baginya tujuh puluh dua rahmat dari Allah, mempercepat proses perbaikan urusan penghidupannya, dan memberi kemudahan baginya tujuh puluh satu rahmat untuk menghadapi hal-hal yang paling menakutkan di hari kiamat.” (Jami’us Sa’adat 2: 226).

Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata:
“Barangsiapa yang membahagiakan seorang mukmin, Allah akan membahagiakannya pada hari kiamat.” (Jami’us Sa’adat 2: 226 ).

Akibat Menghina orang-orang mukmin
Allah swt berfirman:
“Orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58)

Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang menyakiti seorang mukmin, ia telah menyakitiku. Dan barangsiapa yang menyakitiku, ia telah menyakiti Allah, dan ia dilaknat di dalam kitab Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an.” (Jami’us Sa’adat 2: 215).

Cobalah kita buat kesimpulan dalam hati kita tentang akibat menyakiti Allah dan RasulNya!

Rasulullah saw juga bersabda:
“Tidak dihalalkan bagi seorang muslim mengisyatkan pada saudaranya dengan pandangan yang menyakitkan.” (Jami’us Sa’adat 2: 215).

Rasulullah saw juga bersabda:
“Bukankah aku telah memberitakan kepada kalian tentang seorang mukmin! Seorang mukmin adalah orang yang memberi rasa aman terhadap jiwa dan harta orang-orang mukmin yang lain. Bukankah aku sudah memberitakan kepada kalian tentang seorang muslim! Seorang muslim adalah orang dimana orang-orang muslim yang lain merasa selamat dari lisan dan tangannya. Seorang mukmin haram hukumnya menzalimi orang mukmin yang lain, menghina atau mengumpatnya…” (Jami’us Sa’adat 2: 215).

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Barangsiapa yang menghina orang mukmin yang miskin atau yang tidak miskin, Allah azza wa jalla akan selalu menghinakannya dengan murka-Nya, sehingga ia kembali kepada-Nya dalam keadaan dihinakan oleh-Nya.” (Jami’us Sa’adat 2: 215).

Akibat Mencemaskan hati orang mukmin
Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang memandang seorang mukmin dengan pandangan yang menakutkan, Allah akan menakutkannya pada hari tidak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya.”
(Jami’us Sa’adat 2: 225).

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata:
“Barangsiapa yang membahagiakan seorang mukmin, maka ia telah membahagiakan Rasulullah saw. Barangsiapa yang membahagiakan Rasulullah saw, maka ia telah membahagiakan Allah; demikian juga orang yang membuat sedih orang mukmin.” (Jami’us Sa’adat 2: 225).

Mari kita akses DNA kita secara kuantum! Sebelum kita mengaksesnya di alam Barzakh dan alam akhirat. Agar kita dapat menghapusnya data2 dalam database kehidupan kita, file2 yang menyebabkan kita sengsara dalam kehidupan di dunia dan akhirat nanti.

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:
http://almushthafa.blogspot.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://www.alfusalam.web.id
http://syamsuri149.wordpress.com

Jasa Pembuatan website dan contoh2nya, berikut keuntungannya pesan website pada tim kami sebagai mitra dalam publikasi, klik di sini

Personal kontak: Bobby Oksa Wijaya
+62813 993 44990; +6221 997 996 43.

Wednesday, April 14, 2010

Keteladanan Imam Ali bin Abi Thalib (sa) dalam Kesederhanaan hidup sebagai seorang hakim

Ali bin Abi Thalib (sa), selain dalam kehidupan pribadinya, ia adalah orang yang zuhud (sederhana dalam hidup), beliau memandang bahwa zuhud bagi penguasa merupakan sesuatu yang penting dan wajib. Beliau berkata, “Allah menjadikanku sebagai imam dan pemimpin dan aku melihat perlunya aku hidup seperti orang miskin dalam berpakian, makan, dan minum sehingga orang-orang miskin mengikuti kemiskinanku dan orang-orang kaya tidak berbuat yang berlebihan.” (Biharul Anwar, jilid 40, hlm. 326)

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) memakai pakaian yang keras, yang dibelinya seharga lima dirham. Pakaian itu bertambal sehingga dikatakan, “Wahai Imam Ali! Pakaian apa yang engkau kenakan?” Beliau berkata, “Pakaian yang menjadi contoh bagi Mukminin menjadi penyebab khusyuknya hati dan tawadhu’, menyampaikan manusia kepada tujuan, merupakan syiar orang saleh, dan tidak menyebabkan kesombongan. Alangkah baiknya kalau Muslimin mencontohnya.” (Biharul Anwar, jilid 4, hlm 323)

Dalam suratnya kepada Usman bin Hunaif, Imam Ali (sa) menyatakan: “Setiap makmum memiliki imam yang diikutinya dan dimanfaatkan cahaya ilmunya. Ketahuilah bahwa imam kalian qanaah ‘merasa cukup’ dengan dua pakaian yang sudah tua dan makanan dengan dua keping roti. Namun, kalian tidak mampu menerima hal seperti itu. Maka, bantulah aku dalam menjauhi dosa dan jihad nafs serta menjaga iffah (kesucian diri) dan kebenaran. Demi Tuhan! Dari dunia kalian, aku tidak menyimpan sedikit pun dan dari ghanimah (harta rampasan perang), aku tidak menyimpan sesuatu apa pun. Aku tidak membeli pakaian karena cukup dengan pakaian tuaku. Adakah aku cukup puas dengan masyarakat yang memangilku Amirul Mukminin tetapi tidak menyertai mereka dalam penderitaan dan kesulitan hidup serta tidak menjadi contoh dalam menahan kesulitan-kesulitan? Aku tidaklah diciptakan untuk disibukkan dengan makanan-makanan yang enak, seperti binatang ternak yang kehidupannya hanyalah untuk makan rumput atau binatang liar yang sibuk makan dan lupa dengan masa depannya.” (Nahjul Balaghah, surat nomor 45)

Di bagian lain dari surat yang sama, beliau menyatakan: “Apabila meghendaki, aku tahu bagaimana caranya membuat madu yang telah disaring, biji gandum dan pakaian sutera. Namun, semoga hawa nafsu tidak mengendaraiku dan kerakusan tidak menyeretku kepada berbagai jenis makanan. Padahal, mungkin Badui Hijaz atau Yaman tidak mempunyai harapan untuk mendapatkan makanan roti dan tiada pernah mengenyangkan perut mereka sedangkan aku tidur dengan perut yang kenyang sementara di sekelilingku, banyak perut yang lapar dan kerongkongan yang haus.” (Nahjul Balaghah, surat 45)

AMALAN PRAKTIS DAN DOA-DOA PILIHAN
FREE DOWNLOAD DOA-DOA PILIHAN
ARTIKEL ISLAMI DAN AMALAN PRAKTIS
KUMPULAN HADIS DAN MUTIARA HIKMAH

Wasalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Keteladanan Imam Ali bin Abi Thalib (sa) dalam Membelanjakan Harta Negara

Di masa khilafah-nya, secara syariat Imam Ali (sa) memiliki hak seperti para penguasa pada umumnya, dalam membelanjakan baitul-mal untuk keperluan pribadi dalam batas yang umum. Namun, berbeda dengan khalifah yang lain, Imam Ali (sa) sama sekali tidak pernah menggunakan harta milik umum. Adakalanya beliau menggunakannya hanya dalam batas yang sangat kecil yang tak berarti. Imam Ali hidup sangat sederhana dan zuhud. Belanja hidupnya ditopang dari panen ladang kurma di Madinah yang beliau miliki sebelumnya.

Zadan berkata: “Bersama dengan Qanbar (pembantu Imam Ali), aku menjumpai Imam Ali (sa). Qanbar berkata, “Wahai Imam Ali! Aku menyembunyikan sesuatu untukmu.” Beliau bertanya, “Apa itu?” Qanbar berkata, “Datanglah ke rumah kami agar aku tunjukkan kepada Anda.” Imam bangun dan bersama Qanbar menuju rumah pembantunya itu. Qanbar menunjukkan satu wadah besar yang dipenuhi dengan emas dan perak. Dia berkata, “Engkau telah membagikan semua harta baitul-mal kepada Muslimin dan tidak meninggalkan sedikit pun untuk diri Anda sendiri. Maka, aku menyimpan dan menyembunyikan harta ini untuk Anda.”

Imam Ali (sa) berkata: “Engkau ingin memasukkan api ke dalam rumahku?” Kemudian, Imam Ali (sa) mengeluarkan pedangnya dan memotong-motong emas dan perak itu lalu memerintahkan agar dibagikan kepada Muslimin. Lantas beliau berkata: “Wahai emas dan perak! Janganlah menipuku! Tipulah selain aku!”

Harun bin Antharah mengutip dari ayahnya yang berkata: “Suatu ketika, aku menemui Imam Ali (sa) di gedung Khurnaq. Beliau melilitkan sehelai handuk di tubuhnya yang menggigil kedinginan. Aku bertanya, “Wahai Amirul Mukminin! Allah swt telah menetapkan bagian dari baitul-mal untukmu dan keluargamu. Namun, mengapa engkau menyiksa dirimu seperti ini!” Imam berkata, “Demi Allah! Aku tidak pernah membeli pakaian dari harta milik kalian dan handuk yang aku lilitkan di tubuhku ini aku bawa dari Madinah.” (Tarjumah Imam Ali bin Abi Thalib (sa), jilid 3, hlm 181)

Asbagh bin Nabathah mengutip ucapan Imam Ali : “Demi Allah! Aku datang ke negeri kalian dengan satu pakaian ini dan perlengkapan hidupku hanyalah kuda (binatang kendaraan). Apabila aku keluar dari negeri kalian dalam keadaan membawa sesuatu yang lain dari apa yang aku miliki sebelumnya, niscaya aku termasuk orang yang berkhianat.”

Di dalam riwayat lain, beliau berkata: “Wahai penduduk Basrah! Mengapa kalian masih mengkritikku?” Kemudian beliau menunjuk pakaiannya dan berkata : “Pakaian ini telah kumiliki sebelum aku berkuasa dan dijahit oleh keluargaku.” (Biharul Anwar, jilid 4, hlm 325)

Pembelanjaan hidup Imam Ali (sa) ditopang dari hasil ladang yang beliau miliki di Madinah dan diperoleh dari Yanbu’ (mata air). Beliau mengundang makan orang dengan daging dan roti sedangkan yang beliau makan sendiri adalah roti, zaitun, dan kurma. (Gharat, jilid 1, hlm 68)

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:
http://almushthafa.blogspot.com

AMALAN PRAKTIS DAN DOA-DOA PILIHAN
FREE DOWNLOAD DOA-DOA PILIHAN
ARTIKEL ISLAMI DAN AMALAN PRAKTIS
KUMPULAN HADIS DAN MUTIARA HIKMAH

Wasalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Followers