Pages

Monday, January 21, 2008

Kondisi Pendidikan dan dosa

Pada dasarnya ilmu adalah kebutuhan yang esensial bagi pikiran dan hati manusia; mengantarkan manusia pada kemuliaan, menciptakan nuansa cinta dan kasih sayang. Tetapi sebaiknya, jika sistem pendidikan itu buruk dan keteladan yang baik itu punah, maka ilmu akan menjadi alat yang ampuh untuk melakukan kezaliman, penindasan dan kemaksiatan. Tidak jarang dengan ilmunya penguasa menindas orang-orang yang lemah, mengambil hak rakyat kecil, guru membongi dan memeras muridnya, ustadz dan kiyai mengelabui jema’ahnya untuk kepentingan pribadinya, dan lainnya.

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran ada beberapa faktor yang dapat mengantarkan manusia pada kehinaan dan dosa, paling tidak lima faktor penting yaitu:

Pertama: Kejahilan dan tak mau tahu
Kejahilan dalam pengertian menyalah-gunakan ilmu, dan tak mau tahu akan menjadi pangkal perbuatan dosa. Jejahilan sebagai pangkal perbuatan dosa banyak disebutkan di dalam Al-Qu’an dan Al-Hadits, antara lain:

“Bani Israil berkata: wahai Musa, buatkan untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan. Musa menjawa: Sesungguhnya kalian ini adalah kaum yang jahil.” (Al-A’raf: 138).

Tentang kisah kaun Nabi Luth (as), Allah swt berfirman:

“Mengapa kalian mendatangi laki-laki untuk memenuhi syahwatmu, bukan mendatangi perempuan? Kalian benar-benar kaum yang jahil.” (An-Naml/27: 55).

“Yusuf berkata: Apakah kalian mengetahui (kejelekan) yang kalian lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kalian adalah orang-orang yang jahil.” (Yusuf /12: 89).

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Tidak ada seorang pun yang berani kepada Allah kecuali orang jahil yang celaka.” (Nahjul Balaghah, risalah 53).

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) juga berkata: “Kejahilan perusak manusia, kejahilan pangkal setiap keburukan, dan kejahilan perusak hari kebangkitan.” (Fahras Al-Ghurar, bab jahil)

Kedua: Hukum dan tradisi yang menyesatkan

Rasulullah saw bersabda:
“Jika bid’ah telah nampak di tengah-tengah ummatku, maka ulama harus menegakkan ilmunya, jika ia tidak melakukannya, maka Allah akan melaknatnya.” (Al-Wasail 11: 510).

Rasulullah saw bersabda:
“Semua bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan adalah jalan menuju ke neraka.” (Al-Wasail 11: 511).

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:

“Manusia yang paling buruk adalah pemimpin yang durjana, sesat dan menyesatkan. Ia memadamkan sunnah dan menghidupkan bid’ah.” (Nahjul Balaghah, khutbah 164).

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) juga berkata: “Awal terjadinya fitnah adalah mengikuti hawa nafsu, hukum yang dibuat-buat, dan menyalahi kitab Allah.” (Nahjul Balaghah, khutbah 50).

Ketiga: Buku-buku yang menyesatkan
Buku dan tulisan sangat bermanfaat untuk menyadarkan manusia, mengantarkannya pada kemuliaan, kemajuan, wawasan yang luas, meningkatkan taraf kehidupan manusia, dan lainnya yang positif. Tetapi tidak jarang juga buku dan tulisan menyebarkan kehinaan dan kesesatan pada masyarat yang lebih luas. Tentang kesesatan buku dan tulisan banyak diisyaratkan di dalam Al-Qur’an, antara lain:

Allah swt berfirman tentang orang yahudi:
“Celaka bagi orang-orang yang menulis kitab dengan tangannya sendiri, kemudian dikatakan: ini dari sisi Allah, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sedikit. Celakalah mereka karena apa yang mereka tulis dengan tangan mereka dan celakalah mereka karena apa yang lakukan.” (Al-Baqarah: 79)

“Sebagian manusia ada yang menggunakan perkataan yang tak berguna untuk menyesatkan orang lain dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan melecehkan jalan Allah. Mereka itu akan mendapat azab yang menghinakan.” (Luqman/31: 6).

Imam Muhammad Al-Jawad (sa) berkata:
“Barangsiapa yang kagum terhadap suatu perkataan, maka ia akan menjadi hambanya. Jika perkataan itu datang dari sisi Allah, maka ia menjadi hamba Allah. Jika perkataan itu datang dari lisan iblis, maka ia menjadi hamba iblis.” (Tuhaful ‘Uqul, hlm 336).

Keempat: Bertaqlid buta
Taqlid buta merupakan salah faktor yang mengantarkan manusia untuk berbuat dosa. Taqlid itu ada empat macam:
1. Taqlid orang yang berilmu pada orang yang berilmu
2. Taqlid orang yang berilmu pada orang yang awam
3. Taqlid orang yang awam pada orang yang awam
4. Taqlid orang yang awam pada orang yang berilmu.
Yang benar taqlid yang keempat walaupun kadang-kadang juga tidak benar.

Allah swt berfirman:
“Jika dikatakan kepada mereka: Ikutilah apa yang diturunkan oleh Allah, mereka menjawab: Tidak, kami hanya mau mengikuti apa yang telah kami dapati dari bapak-bapak kami.” (Al-Baqarah: 170).

Kelima: Menyimpan kebenaran
Menyimpan kebenaran dan ilmu juga menjadi salah satu sebab yang menjerumuskan manusia pada penyimpangan dan kehinaan.

Allah swt berfirman:
“Janganlah kalian membungkus kebenaran dengan kebatilan, dan menyimpan kebenaran padahal kalian mengetahui.” (Al-Baqarah: 42)

Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang ditanyai tentang suatu ilmu lalu ia menyimpannya, maka pada hari kiamat ia akan dikendalikan dengan kendali dari api neraka.” (Tafsir Majma’ul Bayan, jld 1, hlm 240)
Peluang Kerjasama:
Mobile Magazine, majalah periklanan bermacam2 produk Handphone baru dan elektronik. Perkembangannya cukup pesat, berpusat di Jakarta, dan telah memiliki cabang di Surabaya. Usaha ini milik salah seorang murid saya. Siap bekerjasama untuk buka cabang di kota atau daerah Anda, juga pemasangan iklan.Tehnis kerjasamanya secara detail, klik di sini:
http://www.mobile-indonesia.com/
Majalah ini juga bisa didownload secara gratis.
Peluang Kerjasama Usaha Online:
Wassalam
Syamsuri Rifai

No comments:

Followers